Rabu, 08 Januari 2020

Mari Melaksanakan Salat

Gadis Rantau
Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam karena salat adalah tiang agama. Oleh karena itu, Rasulullah memberikan perhatian ekstra terhadap masalah shalat. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh pelaksanaannya secara detail, dari awal sampai akhir, dari takbir sampai salam. Harusnya ini sudah cukup sebagai motivasi bagi kita, kaum Muslimin untuk selalu bersemangat dalam melaksanakan shalat. Terlebih jika kita memperhatikan berbagai keitimewaan shalat, maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk bermalas-malasan dalam melaksanakannya.

A. Keutamaan Salat
Banyak kita temukan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang keutamaan ibadah shalat. Tahukah kamu, bahwa salat memiliki beberapa keutamaan. Dibawah ini adalah keutamaan tersebut.
  1. Salat termasuk rukun Islam yang kedua setelah syahadatain.
  2. Salat diwajibkan atas muslim/muslimah yang perintahnya disampaikan oleh Allah secara langsung.
  3. Salat merupakan amal perbuatan yang pertama kali akan ditanya pada hari kiamat.
  4. Salat termasuk amal yang paling disukai oleh Allah.
  5. Salat dapat menghapuskan kesalahan dan menghilangkan keburukan.
  6. Salat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
  7. Orang yang khusyuk salat-nya akan mewarisi surga Firdaus.
  8. Salat adalah sarana untuk mendapatkan pertolongan Allah, sebagaimana disampaikan dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ista'iinuu bialshshabri waalshshalaati inna allaaha ma'a alshshaabiriina)
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S al-Baqarah/2:153).

B. Makna Bacaan Salat
Salat adalah ibadah dengan cara menghadap kepada Allah secara langsung. Ketika menghadap itulah kita membaca bacaan salat. Dengan memahami arti bacaan salat, ¡alat kita akan menjadi khusyuk. Hati dan pikiran kita bisa lebih berkonsentrasi sehingga ibadah salat akan membekas dan berpengaruh terhadap tingkah laku kita.

1. Takbiratul Ihram:
اللهُ أَكْبَرُ
Allâhu Akbar
Artinya :
Allah Mahabesar

2. Do’a/ iftitah:
Doa Iftitah 1 :

اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّىْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allaahu Akbaru kabira wal hamdu lillahi kathira, wa subhanallahi bukratan wa asila. Innii wajjahtu wajhiya lillazi fatharas samaawaati wal ardha haniifa muslimaw wa maa anaa minal mushrikeen. Inna salaati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi Rabbil ‘aalameen. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin

Artinya:
“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).”

Doa Iftitah 2 :
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Allahumma baaid bainii wa baina khothoyaaya kamaa baatdta baiinal masyriki wal magrhribi, Allahumma naqinii min khothooyaa kama yunaqqos tahubul abtyaddhzu minad danas. Allahummaghsil khothoyaaya bilmaai watsalji wal barad.

Artinya:
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan ku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikan lah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin”

3. Al-Fatihah:
Surat al-Fatihah
١bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
٢alhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina
(Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam)
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
٣alrrahmaani alrrahiimi
(Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
٤maaliki yawmi alddiini
(Yang menguasai di Hari Pembalasan)
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
٥iyyaaka na'budu wa-iyyaaka nasta'iinu
(Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan)
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
٦ihdinaa alshshiraatha almustaqiima
(Tunjukilah kami jalan yang lurus)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
٧shiraatha alladziina an'amta 'alayhim ghayri almaghdhuubi 'alayhim walaa aldhdhaalliina
((yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat)
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

4. Do'a saat ruku':
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyall adzhiim wa bihamdih
Artinya :
“Mahasuci, Tuhanku, Yang Mahaagung dan dengan segala puji bagi-Nya”

5. Do'a saat i'tidal:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanaaa lakal hamdu mil-as-samaawaati wa mil-al-ardhi wa mil-a maa syik-ta min syai-im ba’du
Artinya :
Allah sungguh mendengarkan para pemuji-Nya, Ya Allah Tuhan kami, Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu

6. Do'a saat sujμd:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal a’laa wa bihamdih
Artinya :
Mahasuci Rabb-ku Yang Maha Tinggi dan dengan segala puji bagi-Nya

7. Do'a saat duduk di antara dua sujμd:
رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاجْبُرْنِي، وَارْفَعْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي
Rabbigh-fir lii, war hamnii, waj-bur nii, war-fa’-nii, wah-di-nii, wa ‘aafi-nii, war-zuq-nii
Artinya :
Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihani-lah aku, cukupkanlah segala kekurangan-ku,
angkatlah derajatku, berilah rezeki kepadaku, berilah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku, dan berilah ampunan kepadaku.

8. Do'a tahiyyah:
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ اَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهُ، اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

“Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatut toyyibaatulillaah assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warohmatulloohi wabarokaatuhu assalaamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadil-laahish-shoolihiina. Asyhadu anlaa ilaaha il-lallooh wa asyhadu anna muhammadar rosuulullaah. Alloohumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin. Kamaa shol-laita ‘alaa sayyidinaa ibroohiima wa ‘alaa aali sayyidinaa ibroohiima wabaarik ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa baarokta ‘alaa sayyidinaa ibroohiima wa ‘alaa aali sayyidinaa ibroohiima fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiidun”

Artinya :
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan, dan kebaikan bagi Allah. Segala keselamatan tetap untuk engkau, wahai Nabi, dan demikian juga rahmat Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kami sekalian dan untuk para hamba Allah yang ¡alih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan atas keluarganya sebagaimana pernah Engkau berikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya; dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta keluarganya sebagaimana Engkau memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji dan Mahamulia”.

8. Salam:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Artinya :
Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian, serta rahmat Allah dan berkah-Nya

C. Perilaku yang Mencerminkan Pemahaman Ibadah Salat
Dengan melaksanakan ibadah salat kita bisa berlatih melakukan kebajikan terhadap sesama dan menghindari perilaku tercela.

1. Kebajikan terhadap Sesama
  • Melatih kekompakan karena pada saat sholat berjamaah akan terlihat kompak. Kekompakan shalat tersebut dapat dijadikan teladan. Misalnya kekompakan dalam kerja bakti membersihkan sekolah. 
  • Mematuhi perintah ketua kelompok karena dalam shalat berjamaah imam selalu diikuti oleh makmumnya. Imam shalat, sama dengan ketua kelompok. Perilaku ketua kelompok harus benar dan baik agar dapat diikuti oleh anggotanya. Anggota kelompok harus patuh kepada ketuanya.
  • Tidak marah bila dinasihati. Imam shalat harus mau diberitahu kesalahannya. Makmum shalat juga harus mau dan berani memberitahu kesalahan imamnya. Ketika gerakan imam salah, makmum berucap "subhanallah!". Ketika bacaan imam salah atau lupa, makmum harus membetulkannya. Semua tindakan (Imam dan makmum) tersebut hanya untuk kebenaran dan diikhlaskan karena allah semata.
  • Suka mengirimkan salam dan mendo'akan teman. Setiap shalat selalu diakhiri dengan ucapan salam. salah adalah ucapan untuk keselamatan, kerahmatan dan keberkahan bagi orang lain. 
  • Menepati janji. Orang terbiasa shalat di awal waktu akan pandai mengatur waktu. Ia tidak suka menunda nunda waktu shalatnya. Sepertinya, ia sudah punya janji kepada Allah untuk menjumpainya pada awal waktu shalat. 
  • Memupuk rasa solidaritas karena shalat diwajibkan bagi setiap muslim tanpa adanya pembedaan kaya, miskin, laki laki, wanita, pejabat, rakyat jelata, pintar, bodoh, mukim, safar, sehat atau yang sakit sekalipun. Bahkan, tidak ada pembedaan atau pekhususan saf saf salat di dalam masjid. bagi yang datang duluan, boleh menempati saf paling awal atau saf terdepan.
Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam karena salat adalah tiang agama Mari Melaksanakan Salat
2. Menghindari perilaku tercela
Beberapa perilaku tercela akan dapat dihindari jika kita memahami makna ibadah shalat secara benar. Beberapa perilaku tercela tersebut adalah seperti di bawah ini.
  • Suka mengungkit ungkit pemberian karena  shalat yang khusyu' senantiasa mengajarkan keikhlasan, yaitu semua amal hanya untuk Allah. apabila niat kita sudah ikhlas, maka tidak peduli dengan penilaian orang lain, tidak mengharapkan pujian atau imbalan, tidak bersedih karena dicaci atau berkurang harta, serta tidak menyebut nyebut sesuatu yang sudah diberikan karena dilakukan dengan ikhlas hanya karena Allah semata.
  • Suka meremahkan teman karena shalat mengajarkan kita mengagungkan Allah dan merendahkan diri di hadapannya. Shalat yang khusyu' akan menyadarkan betapa kecilnya diri kita. Segenap pujian keagungan dan kemuliaan hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, tidak pantaslah kita eremahkan ciptaan Allah lainnya, termasuk meremahkan teman.
  • Ingin menang sendiri karena siapa yang datang lebih dahulu di masjid, maka ia berhak menempati saf shalat terdepan atau yang ia inginkan. Untuk yang datang belakangan, hanya berhak menempati saf shalat yang tersisa. Ia tidak bisa bersikap ingin menang sendiri. Ia tidak boleh menggeser atau meminta jamaah lain pindah ke tempat lain karena akan ditempatinya. Sikap ingin menang sendiri seharusnya dapat dihindari.
  • Suka mencuri karena tatkala membaca do'a iftitah di dalam shalat, kita sebenarnya telah berikrar bahwa "shalat ku ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah." Selain itu, shalat sebenarnya akan mencegah kita dari niat berbuat jahat, termasuk mencuri atau mengambil sesuatu milik orang lain tanpa izin.
  • Suka meminta minta karena selama shalat, kita sebenarnya telah banyak meminta kepada allah, baik meminta ampunan, petunjuk, pertolongan, belas kasih, derajat, rezeki, kesehatan, kesejahteraan, rahmat dan keberkahannya. Maka, tidak patut kita meminta minta kepada selainnya. sikap suka meminta minta itu tidak terpuji apalagi sampai mengemis.
  • Suka berbohong. Orang dapat saja berbohong kepada orang lain. Tetapi sebenarnya ia tidak bisa berbohong kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. Seorang yang beriman tentu menyadarinya dan tidak akan berbohong. Ketika ia ingat kepada Allah. Maka setiap shalat kita selalu diingatkan ketika akan berbohong, kita akan teringat terhadap pengawasan Allah dan kita akan mengurungkannya
  • Suka menggangu teman. Kita tidak boleh mengganggu teman yang sedang shalat. Kita harus saling menjaga kondisi agar shalat dapat dijalankan secara khusuk. Apabila kita sudah terbiasa menjaga kondisi yang baik, atau tidak suka menganggu shalat teman, maka kita terbiasa untuk tidak saling menganggu.